Negara Jepang Kembangkan Satelit Kayu Pertama Di Dunia Menuju Luar Angkasa
Pada 6 November 2024, Jepang membuat langkah inovatif dalam dunia teknologi luar angkasa dengan mengembangkan satelit berbahan dasar kayu. Satelit kayu pertama di dunia ini akan diluncurkan ke luar angkasa dalam waktu dekat, sebagai bagian dari upaya Jepang untuk mengurangi limbah ruang angkasa dan menguji kemungkinan penggunaan material ramah lingkungan dalam eksplorasi luar angkasa.
Satelit kayu ini dikembangkan oleh tim ilmuwan dari Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) bersama dengan perusahaan riset Jepang. Bahan dasar kayu yang digunakan bertujuan untuk mengurangi dampak sampah luar angkasa yang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah satelit aktif dan debris di orbit Bumi. Tim pengembang berharap, eksperimen ini bisa membuka jalan bagi penggunaan material alami sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan logam dan bahan sintetis yang biasa digunakan pada satelit konvensional.
Satelit kayu ini dirancang untuk terbakar habis saat memasuki atmosfer Bumi setelah masa operasinya selesai, sehingga tidak akan menambah beban sampah di orbit. Para peneliti dari JAXA juga berharap bahwa penggunaan kayu sebagai bahan dasar dapat mengurangi kebutuhan untuk satelit yang perlu dikelola lebih intensif setelah berakhir masa pakainya. “Dengan satelit kayu ini, kita ingin menguji apakah material alami bisa digunakan dalam konstruksi satelit yang tidak hanya efisien, tetapi juga ramah lingkungan,” jelas seorang anggota tim pengembang.
Satelit kayu ini diperkirakan akan diluncurkan pada tahun 2025. Sebagai bagian dari uji coba pertama, satelit tersebut akan mengorbit Bumi selama beberapa bulan sebelum akhirnya hancur saat memasuki atmosfer. Jika eksperimen ini berhasil, teknologi satelit kayu ini bisa diterapkan untuk misi luar angkasa berikutnya, terutama dalam misi jangka panjang ke luar angkasa yang melibatkan penggunaan satelit-satelit kecil atau CubeSats.
Dengan langkah ini, Jepang tidak hanya menunjukkan kemajuan dalam bidang teknologi luar angkasa, tetapi juga berupaya untuk menjawab tantangan global terkait masalah sampah antariksa. Keberhasilan proyek ini diharapkan dapat memberi dampak positif pada masa depan eksplorasi luar angkasa yang lebih berkelanjutan dan mengurangi ancaman terhadap satelit aktif yang ada di orbit. Jika proyek ini berhasil, Jepang bisa menjadi pelopor dalam mengembangkan teknologi ramah lingkungan untuk misi luar angkasa yang lebih hijau.