Keajaiban Tachyon: Partikel Alam Semesta yang Bisa Melewati Kecepatan Cahaya
Tachyon, sebuah partikel yang dapat bergerak lebih cepat dari cahaya, telah menarik perhatian para ilmuwan dan mengubah cara kita memahami alam semesta. Konsep kecepatan cahaya, yang dikenal dengan angka tepat 299.792.458 meter per detik, telah memberikan kita wawasan mendalam tentang ruang angkasa. Salah satunya adalah penggunaan tahun cahaya, yang tidak hanya digunakan dalam nama karakter fiksi anak-anak, tetapi juga menggambarkan jarak yang bisa ditempuh dalam satu tahun dengan kecepatan cahaya. Ketika kita mengamati langit malam, cahaya bintang yang kita lihat adalah hasil perjalanan panjang yang memakan waktu. Ini berarti bahwa apa yang kita lihat adalah cahaya dari masa lalu, yang membutuhkan waktu untuk sampai ke kita. Namun, jika kita dapat mengabaikan jarak dan tiba langsung di sumber cahaya, hal tersebut akan mengganggu konsep kausalitas dan relativitas, yang mengatur hubungan sebab-akibat serta perilaku objek dalam ruang-waktu.
Pada tahun 1994, seorang fisikawan dari Universitas Wales di Cardiff, Dr. Miguel Alcubierre, mengusulkan konsep yang dapat merubah pandangan kita tentang perjalanan antar bintang. Dengan menggunakan teori relativitas umum Albert Einstein, ia menyarankan kemungkinan adanya “penggerak lengkung” yang bisa mengubah ruang-waktu, meskipun untuk itu diperlukan “energi negatif.” Baru-baru ini, peneliti dari Universitas Alabama mencoba meneliti kemungkinan menghasilkan “warp drive” tersebut dengan menggunakan materi yang lebih familiar bagi kita, seperti partikel yang membentuk planet dan manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, meskipun dapat dihasilkan dengan energi yang lebih familiar, perjalanan dengan kecepatan di bawah cahaya masih jauh dari kenyataan. Menurut Dr. Jared Fuchs, pemimpin penelitian tersebut, untuk memindahkan objek kecil seperti ruang penumpang, diperlukan kompresi energi yang sangat besar, setara dengan massa Jupiter yang dipadatkan dalam volume yang sangat kecil.
Namun, Dr. Fuchs menekankan bahwa meskipun kemungkinan tersebut ada, tantangan besar tetap ada, terutama terkait jumlah energi yang dibutuhkan untuk mencapainya. Di sisi lain, Profesor Andrzej Dragan dari Polandia menambahkan pandangan baru yang menarik. Ia mengusulkan bahwa secara matematis, takyon—partikel yang lebih cepat dari cahaya—sangat masuk akal. Meskipun partikel yang kita kenal selama ini bergerak lebih lambat dari cahaya, kemungkinan ada partikel superluminal, yaitu takyon, yang dapat ada bersamaan dengan partikel biasa. Akan tetapi, seperti dalam konsep relativitas, energi tetap menjadi masalah besar jika kita ingin memperlambat takyon menjadi kecepatan yang dapat kita kenali. Dragan juga menyoroti bahwa takyon bisa menentang hukum sebab-akibat yang kita kenal, karena interaksi antara takyon dan materi biasa mungkin menghasilkan hasil yang sangat tidak dapat diprediksi. Dengan demikian, meskipun potensi untuk mengeksplorasi dunia partikel yang bergerak lebih cepat dari cahaya ada, kita harus menghadapi berbagai tantangan besar baik dari segi teori maupun aplikasi praktis.