https://katsstuff.com

China Perkenalkan Roket Reusable Long March 9, Tantang Teknologi Elon Musk

Pemerintah Turki secara tegas membantah tuduhan bahwa kelompok milisi Hamas Palestina memindahkan kantor biro politiknya ke negara tersebut setelah dikabarkan diusir dari Qatar.

Menurut sumber diplomatik di Ankara pada Senin (18/11), klaim bahwa Turki dijadikan markas baru Hamas tidaklah sesuai dengan kenyataan. Mereka menegaskan bahwa meskipun beberapa anggota Hamas sering mengunjungi Turki, mereka tidak memiliki kantor resmi di Ankara. Hal ini diungkapkan oleh sumber diplomatik kepada Middle East Eye (MEE).

Laporan Media Israel tentang Relokasi Hamas

Media Israel sebelumnya, termasuk Kan, melaporkan bahwa sejumlah anggota Hamas telah berpindah ke Turki setelah Qatar disebut mengusir kelompok tersebut. Kabar ini mengaitkan pengusiran dengan kegagalan Hamas dalam menyetujui perundingan terkait gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza.

Menurut laporan, Amerika Serikat memainkan peran penting dalam meminta Qatar untuk mengambil langkah tegas terhadap Hamas. AS mengklaim telah menekan Qatar setelah Hamas menolak proposal pembebasan sandera dan melakukan eksekusi terhadap beberapa tawanan, termasuk seorang warga negara Amerika.

Seorang diplomat Arab, seperti yang dikutip The Times of Israel pada Minggu (17/11), menyatakan bahwa anggota senior Hamas telah meninggalkan Doha pekan lalu menuju Turki.

Hubungan Hamas dengan Qatar dan Turki

Qatar telah menjadi basis luar negeri Hamas sejak 2012. Sebelum kematiannya, pemimpin biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, menjadikan negara itu sebagai pusat aktivitasnya.

Rumor mengenai Turki sebagai tujuan baru bagi Hamas muncul karena hubungan Turki dengan Israel yang terus memburuk, terutama setelah agresi Israel di Jalur Gaza pada Oktober 2023. Presiden Recep Tayyip Erdogan secara terbuka mengkritik keras tindakan Israel, menyebutnya sebagai genosida terhadap rakyat Palestina.

Bahkan, pekan lalu, Erdogan mengumumkan bahwa Turki telah secara resmi memutus semua hubungan diplomatik dengan Israel. Turki juga menggandeng Afrika Selatan untuk membawa dugaan kejahatan perang Israel ke Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ).

Peringatan Amerika Serikat kepada Turki

Meski Turki membantah laporan tersebut, Amerika Serikat pada Senin (18/11) memberikan peringatan keras kepada Ankara agar tidak memberikan perlindungan kepada para pemimpin Hamas. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller, menyatakan bahwa pemimpin organisasi yang dianggap teroris ini tidak seharusnya hidup dengan nyaman di mana pun, termasuk di negara sekutu AS.

“Kami percaya bahwa pemimpin organisasi ini tidak boleh diberikan kenyamanan di tempat mana pun, termasuk di wilayah negara mitra kami,” tegas Miller, seperti dilaporkan Reuters.

Meskipun demikian, Miller tidak secara langsung mengonfirmasi kebenaran laporan bahwa anggota Hamas telah berpindah ke Turki.

Hamas Bantah Rumor Relokasi Markas

Sementara itu, Hamas juga menepis klaim yang menyebutkan bahwa markas mereka telah dipindahkan ke Turki. Kelompok ini menyebut laporan tersebut sebagai “rumor yang sengaja disebarkan oleh Israel dari waktu ke waktu.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *