https://katsstuff.com

Inovasi APRIL Group, Kunci Produktivitas dan Keberlanjutan Hutan

Pengelolaan hutan produksi secara berkelanjutan menjadi faktor kunci dalam menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus memastikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Seiring berkembangnya tantangan di sektor kehutanan, inovasi terus dikembangkan guna menciptakan sistem yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Salah satu terobosan yang semakin mendapat perhatian adalah pemanfaatan teknologi kultur jaringan atau tissue culture.

Teknik kultur jaringan memungkinkan perbanyakan tanaman melalui sel atau jaringan di lingkungan laboratorium yang terkontrol. Metode ini menawarkan berbagai keunggulan, seperti mempercepat pertumbuhan tanaman, memastikan bibit bebas dari penyakit, serta menghasilkan kualitas yang lebih unggul. Dengan manfaat tersebut, tissue culture dinilai sebagai solusi potensial untuk meningkatkan produktivitas kehutanan di negara berkembang.

Menurut International Service for the Acquisition of Agri-biotech Applications (ISAAA), teknologi ini mampu meningkatkan efisiensi produksi tanaman baru dalam jumlah besar tanpa mengorbankan keanekaragaman genetik. Hal ini sangat penting bagi industri kehutanan yang mengandalkan sumber daya alam berkelanjutan.

Laboratorium Kultur Jaringan di Pangkalan Kerinci

Salah satu fasilitas laboratorium kultur jaringan yang berperan besar dalam industri kehutanan Indonesia adalah Kerinci Tissue Culture Lab (KTC) di Pangkalan Kerinci, Riau. Laboratorium ini dikembangkan oleh APRIL Group, perusahaan yang memproduksi kertas merek PaperOne, sebagai bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dalam perbanyakan pohon industri.

Dengan luas mencapai 3.200 meter persegi, KTC menyimpan koleksi genetik dua spesies utama yang digunakan dalam hutan tanaman industri (HTI) APRIL, yakni eucalyptus dan Acacia crassicarpa. Di dalam laboratorium ini, bibit dikembangkan dalam wadah kecil, menciptakan pemandangan unik yang sering disebut sebagai “hutan dalam botol”.

Awalnya, laboratorium ini mampu memproduksi sekitar 36 juta bibit per tahun. Namun, berkat pengembangan riset dan optimalisasi produksi, kapasitasnya meningkat menjadi 50 juta bibit per tahun, atau setara dengan 1.000 bibit per hari. Peningkatan ini menjadi langkah penting mengingat APRIL membutuhkan lebih dari 200 juta bibit setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan HTI.

Terobosan: Kloning Acacia crassicarpa Pertama di Dunia

Pada tahun 2023, APRIL Group mencatat sejarah dengan berhasil mengembangkan HTI berbasis kloning pertama di dunia untuk Acacia crassicarpa. Teknologi ini memungkinkan perusahaan menghasilkan pohon dengan pertumbuhan lebih cepat, ketahanan tinggi terhadap hama, serta adaptasi lebih baik terhadap lingkungan.

Laboratorium KTC berperan besar dalam pencapaian ini dengan mengembangkan bibit unggul yang kemudian digunakan sebagai mother plant (tanaman induk) di area pembibitan. Kloning pohon ini merupakan hasil penelitian panjang selama dua dekade, dengan tujuan menciptakan sumber daya yang lebih produktif dan berkelanjutan.

Pada tahap awal, APRIL telah menanam 250 hektare HTI hasil kloning dan berkomitmen untuk memperluas area tanam hingga 1.800 hektare dalam beberapa tahun ke depan.

Meningkatkan Produktivitas Serat HTI

Sebagai bagian dari strategi keberlanjutan, APRIL meluncurkan inisiatif APRIL2030, yang bertujuan meningkatkan produktivitas hutan tanaman industri hingga 50 persen pada tahun 2030. Salah satu target utama dalam program ini adalah meningkatkan produksi serat tanpa memperluas lahan.

Hingga akhir 2023, produktivitas HTI APRIL meningkat menjadi 22,4 ton serat per hektare per tahun, atau naik 10 persen dibandingkan baseline tahun 2019. Capaian ini menjadi langkah penting dalam mendukung target FOLU Net Sink 2030, sebuah kebijakan pemerintah Indonesia untuk menyeimbangkan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan.

Pada Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP29) di Baku, Azerbaijan, November 2024, Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper, Sihol Aritonang, menegaskan bahwa sektor kehutanan memiliki peran strategis dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Salah satu strategi utama APRIL dalam mencapai target tersebut adalah meningkatkan efisiensi produksi sambil menjaga keseimbangan ekosistem.

“Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan praktik konservasi yang sejalan dengan peningkatan produktivitas HTI,” ujar Sihol dalam pernyataan resminya.

Produksi Berkelanjutan dengan Pendekatan 1-for-1

APRIL Group mengelola hutan dengan menerapkan kebijakan Sustainable Forest Management Policy (SFMP) 2.0, yang dirilis sejak 2015. Salah satu prinsip utama dalam kebijakan ini adalah komitmen 1-for-1, yaitu mengonservasi area hutan alam dalam jumlah yang sama dengan luas HTI yang dikelola.

Menurut laporan keberlanjutan APRIL tahun 2023, 80 persen dari target konservasi ini telah tercapai, menandakan bahwa perusahaan terus berupaya menjaga keseimbangan antara produksi dan perlindungan lingkungan.

Melalui berbagai inovasi, termasuk pemanfaatan kultur jaringan dan kloning pohon, APRIL Group membuktikan bahwa kehutanan berkelanjutan dapat dicapai dengan teknologi yang mendukung peningkatan produktivitas sekaligus menjaga ekosistem hutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *