Studi: Solusi Nyata untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Negara Berkembang
Jakarta – Pendidikan adalah kunci utama dalam membangun masa depan suatu bangsa, terutama di negara-negara berkembang. Namun, tantangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di negara berkembang masih sangat besar. Negara-negara maju seperti Singapura dan Estonia telah membuktikan bahwa reformasi pendidikan berbasis teknologi dapat membawa hasil signifikan, seperti yang terlihat pada skor Programme for International Student Assessment (PISA) 2022. Negara-negara ini berhasil meraih skor di atas rata-rata melalui reformasi teknologi pendidikan yang dimulai sejak 1990-an.
Di sisi lain, negara berkembang seperti Indonesia masih menghadapi kesenjangan besar dalam melaksanakan reformasi pendidikan berbasis teknologi. Kesenjangan ini terjadi karena terbatasnya sumber daya, pengetahuan, dan keterampilan di berbagai sektor yang diperlukan untuk mengimplementasikan teknologi secara efektif.
Langkah Negara Berkembang dalam Reformasi Pendidikan
Meski demikian, negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, telah mulai mengambil langkah-langkah untuk mengejar ketertinggalan. Berdasarkan laporan Oliver Wyman dalam studi “Peran Teknologi dalam Transformasi Pendidikan di Indonesia,” negara berkembang umumnya memilih untuk memprioritaskan reformasi pendidikan berdasarkan kondisi dan tantangan yang ada di daerah masing-masing.
Langkah pertama yang diambil oleh negara-negara ini adalah mengidentifikasi masalah mendesak yang ada di lapangan, mulai dari keterbatasan sumber daya hingga akses yang tidak merata ke teknologi. Dengan memfokuskan pada prioritas yang tepat, negara-negara berkembang dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara bertahap.
Poin Penting dari Pendidikan di Negara Maju
Reformasi pendidikan di negara-negara maju berfokus pada tiga elemen utama: kualitas, efisiensi, serta kesetaraan dan inklusi. Dalam hal kesetaraan, semua pelajar, termasuk yang kurang beruntung, diberi akses ke perangkat teknologi dan sumber daya yang memadai. Negara maju juga menyediakan platform pembelajaran digital nasional yang memungkinkan siswa untuk belajar secara fleksibel di mana saja.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, negara-negara maju mengintegrasikan pelatihan kompetensi digital untuk guru, menerapkan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa, serta menciptakan lingkungan belajar yang lebih menarik. Kurikulum nasional pun telah menetapkan capaian kompetensi digital yang menjadi tolok ukur dalam evaluasi pendidikan.
Tantangan dan Peluang di Negara Berkembang
Negara-negara berkembang seperti Indonesia, India, dan Vietnam telah memulai reformasi pendidikan mereka dengan fokus pada masalah lokal yang paling mendesak. Di Indonesia, misalnya, guru menghadapi tantangan besar seperti sumber daya yang terbatas, ukuran kelas yang besar, dan budaya yang beragam. Selain itu, guru sering kali tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pelatihan dan pengembangan profesional yang cukup, dan mereka juga dibebani dengan tugas administratif dan logistik yang berat.
Di India, tantangan terbesar adalah konektivitas. Menurut data UNICEF, 91% anak usia sekolah di India tidak memiliki akses internet di rumah, sehingga pemerintah India harus mencari solusi alternatif, seperti penyediaan konten pendidikan melalui televisi, radio, dan media massa lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan pembelajaran di daerah-daerah terpencil.
Vietnam, di sisi lain, telah menargetkan perluasan akses internet lebih awal dibandingkan Indonesia dan India. Pemerintah Vietnam berencana untuk menyediakan layanan internet kabel serat optik untuk semua rumah tangga sebelum 2025, dengan tujuan memperluas program pembelajaran online secara nasional.
Inisiatif Teknologi Pendidikan di Indonesia
Indonesia sendiri telah memilih pendekatan yang berfokus pada pemberdayaan guru dan kepala sekolah. Salah satu langkah penting yang diambil oleh Indonesia adalah pengembangan Platform Merdeka Mengajar (PMM), yang memberikan akses kepada guru untuk mendapatkan pelatihan dan pengembangan karier secara daring. Platform ini memungkinkan guru-guru di berbagai daerah untuk berbagi praktik baik dan pengalaman dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah mereka.
Selain itu, Indonesia juga menggunakan perangkat Rapor Pendidikan yang menyajikan data hasil Asesmen Nasional dan penilaian sekolah. Data ini digunakan oleh kepala sekolah dan masyarakat untuk merencanakan perbaikan berbasis data yang lebih efektif. Perangkat teknologi lain seperti ARKAS dan SIPLah juga telah dikembangkan untuk membantu pengelolaan anggaran dan belanja sekolah, sehingga tugas administratif dapat diselesaikan lebih efisien.
Kesimpulan: Masa Depan Pendidikan di Negara Berkembang
Langkah-langkah yang diambil oleh negara berkembang seperti Indonesia, meskipun masih berada pada tahap awal, sudah menunjukkan arah yang benar. Dengan konsistensi dan fokus pada pengembangan teknologi pendidikan, negara-negara ini diharapkan mampu memperkecil kesenjangan pendidikan dengan negara-negara maju dalam jangka panjang. Seperti yang disebutkan dalam laporan studi oleh Claudia Wang dan timnya, “Indonesia berada pada titik awal yang baik dan menuju ke arah yang benar.”
Teknologi akan terus menjadi kunci dalam transformasi pendidikan global, dan dengan strategi yang tepat, negara berkembang dapat memanfaatkan potensi teknologi untuk memperbaiki kualitas pendidikan bagi generasi mendatang.