Planet Saturnus kini resmi menggeser posisi Jupiter sebagai planet dengan jumlah bulan terbanyak di Tata Surya. Persatuan Astronomi Internasional (International Astronomical Union) telah mengakui penemuan 128 bulan baru yang mengorbit Saturnus, membawa total bulan planet ini menjadi 274 bulan.

Penemuan bulan-bulan baru ini dilakukan oleh sekelompok astronom dari Taiwan, Kanada, Amerika Serikat, dan Prancis, yang menggunakan Teleskop Kanada-Prancis-Hawaii untuk mengamati wilayah sekitar Saturnus dari tahun 2019 hingga 2021. Melalui teknologi tersebut, mereka berhasil menemukan 62 bulan dan beberapa objek lainnya yang belum dapat dikonfirmasi. Tidak berhenti sampai di situ, mereka kembali melakukan pengamatan selama tiga bulan berturut-turut pada tahun 2023, yang menghasilkan penemuan 128 bulan baru.

Sebagai perbandingan, Jupiter hanya memiliki 95 bulan yang telah tercatat hingga Februari 2024. Sementara itu, planet lain seperti Merkurius dan Venus tidak memiliki bulan sama sekali, Bumi memiliki satu bulan, dan Mars memiliki dua bulan. Uranus dan Neptunus masing-masing memiliki 28 dan 16 bulan yang diketahui. Meski demikian, Pluto yang bukan lagi planet memiliki lima bulan.

Bulan-bulan yang baru ditemukan ini dikategorikan sebagai “bulan tak beraturan,” yang mengorbit Saturnus dalam jalur elips, miring, atau bahkan berlawanan arah dengan rotasi planet. Diduga, bulan-bulan ini tertangkap oleh gravitasi Saturnus pada masa awal pembentukan Tata Surya. Beberapa ilmuwan juga percaya bahwa bulan-bulan kecil ini bisa saja merupakan pecahan dari bulan yang lebih besar yang hancur akibat tabrakan besar.

Mayoritas bulan baru ini ditemukan dekat dengan subkelompok Mundilfari, yang terdiri dari bulan-bulan kecil di sekitar Saturnus. Berdasarkan pola orbit, ukuran, dan jumlah bulan-bulan ini, astronom menduga tabrakan besar terjadi sekitar 100 juta tahun lalu, menjelaskan keberadaan bulan-bulan kecil tersebut. Meski begitu, tim astronom tidak berencana untuk melanjutkan pencarian lebih lanjut dalam waktu dekat.