https://katsstuff.com

Rahasia Astronaut: Begini Cara Mereka Mengatasi Pakaian Kotor

Hidup di luar angkasa membawa banyak tantangan unik, termasuk hal-hal sederhana seperti mencuci pakaian. Jika di Bumi mencuci baju adalah rutinitas biasa, di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), hal itu hampir mustahil dilakukan. Jadi, bagaimana para astronaut menjaga kebersihan pakaian mereka?

Jawabannya cukup mengejutkan—mereka tidak pernah mencuci baju. Sebaliknya, pakaian yang sudah kotor akan dipakai hingga tidak nyaman, lalu dibuang dengan cara dibiarkan terbakar di atmosfer Bumi. Mengapa demikian? Berikut penjelasannya.

1. Tantangan Besar: Tidak Ada Air dan Ruang di ISS

Di ISS, sumber daya sangat terbatas, termasuk air. Para astronaut harus mendaur ulang hampir semua cairan, termasuk keringat dan urin, untuk berbagai kebutuhan, termasuk air minum. Dengan kondisi seperti ini, menggunakan air untuk mencuci pakaian dianggap tidak efisien.

Selain itu, ISS memiliki ruang yang terbatas. Mengirim mesin cuci ke luar angkasa bukanlah pilihan yang praktis karena akan menghabiskan banyak tempat dan biaya logistik yang sangat besar.

Menurut data, setiap pengiriman ke luar angkasa membutuhkan biaya hingga ribuan dolar per kilogram, sehingga mengirim pakaian baru lebih hemat biaya dibandingkan membawa mesin cuci dan air tambahan.

2. Bagaimana Astronaut Mengelola Pakaian Mereka?

Para astronaut membawa pakaian khusus yang dirancang untuk dipakai dalam waktu lama. Mereka juga memiliki lemari kedap udara yang membantu mengurangi bau dan menjaga pakaian tetap layak pakai.

Namun, setelah sekitar dua minggu, pakaian yang sudah kotor tidak lagi bisa digunakan. Untuk membuangnya, baju kotor dimasukkan ke dalam kontainer kargo, kemudian dilepaskan ke luar angkasa. Saat kembali ke atmosfer Bumi, kontainer ini akan terbakar dan hancur, sama seperti puing-puing luar angkasa lainnya.

Setiap tahunnya, sekitar 72 kg pakaian astronaut dihancurkan dengan cara ini.

3. Upaya NASA dalam Mencari Solusi

Menyadari masalah ini, NASA mulai mencari solusi agar pakaian bisa digunakan lebih lama dan bahkan mungkin bisa dicuci di luar angkasa. Pada 2013, NASA menguji kain antimikroba yang dirancang untuk mengurangi bau dan bakteri, sehingga pakaian bisa dipakai lebih lama tanpa dicuci.

Upaya ini berlanjut hingga 2021 ketika NASA bekerja sama dengan Procter & Gamble (P&G) untuk mengembangkan deterjen khusus luar angkasa, yang diberi nama “NASA Tide”.

P&G juga mengembangkan mesin cuci inovatif yang hanya membutuhkan sedikit air dan dapat mendaur ulang air cucian agar bisa digunakan kembali sebagai air minum bagi para astronaut.

Pada 2023, P&G memperkenalkan produk baru bernama “Tide Infinity”, yang mencakup tisu pembersih dan pena penghilang noda untuk membantu astronaut menjaga kebersihan pakaian mereka tanpa mencuci.

4. Apa Dampaknya ke Depan?

Dengan teknologi ini, masa depan eksplorasi luar angkasa bisa menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan. Jika sistem pencucian pakaian dapat diterapkan, astronaut di misi jangka panjang—seperti perjalanan ke Mars—tidak perlu membawa terlalu banyak pakaian, yang akan menghemat ruang dan biaya logistik.

Saat ini, NASA dan P&G terus mengembangkan teknologi yang memungkinkan pencucian pakaian di luar angkasa dengan penggunaan air yang minimal, serta metode baru untuk mendaur ulang air tanpa menimbulkan risiko kesehatan bagi astronaut.

Jika teknologi ini berhasil, bukan tidak mungkin dalam beberapa dekade ke depan, astronaut akhirnya bisa mencuci baju di luar angkasa seperti di Bumi. Namun, untuk saat ini, memakai baju hingga kotor lalu membakarnya di atmosfer masih menjadi solusi utama di ISS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *