OpenAI baru saja mengucurkan investasi senilai 43 juta dolar AS ke sebuah perusahaan rintisan bernama Adaptive Security, yang mengembangkan teknologi untuk menghadapi ancaman keamanan siber berbasis kecerdasan buatan. Langkah ini menjadi investasi pertama OpenAI dalam bidang keamanan siber, dan dilakukan melalui OpenAI Startup Fund bersama Andreessen Horowitz. Adaptive Security memiliki pendekatan unik dalam menangkal serangan digital dengan cara mensimulasikan serangan berbasis AI, agar pengguna dapat belajar mengenali potensi ancaman sejak dini. Sebagai contoh, pengguna bisa menerima telepon dari suara yang menyerupai pimpinan perusahaan, padahal suara tersebut merupakan hasil manipulasi AI yang disimulasikan untuk pelatihan. Teknologi ini juga mencakup kanal komunikasi lain seperti pesan teks dan email, serta mampu mengidentifikasi titik-titik rawan di dalam organisasi. Fokus utama dari startup ini adalah menangkal serangan rekayasa sosial, yakni taktik yang digunakan peretas untuk memanipulasi korban agar melakukan tindakan tertentu, seperti membuka tautan berbahaya. Meski metode ini terlihat sederhana, dampaknya bisa sangat fatal. Salah satu contoh nyata adalah peretasan terhadap platform game Axie Infinity pada 2022 yang mengakibatkan kerugian lebih dari 600 juta dolar akibat jebakan tawaran kerja palsu. CEO dan salah satu pendiri Adaptive Security, Brian Long, menyampaikan bahwa dana segar ini akan digunakan untuk memperluas tim dan mempercepat pengembangan produk. Inovasi mereka diharapkan menjadi garda terdepan dalam menghadapi kejahatan siber yang semakin canggih seiring kemajuan AI.