NASA Tutupi Penyakit Misterius Astronot Yang Baru Pulang Dari Luar Angkasa
Pada 15 November 2024, kabar mengejutkan datang dari badan antariksa Amerika Serikat (NASA) yang dilaporkan menutupi informasi mengenai penyakit misterius yang dialami oleh salah satu astronot yang baru saja kembali dari misi luar angkasa. Astronot tersebut, yang identitasnya masih dirahasiakan, dilaporkan mengalami gejala-gejala aneh yang tidak biasa setelah kembali ke Bumi. Penyakit yang belum terdiagnosis ini menimbulkan spekulasi bahwa kondisi tubuh astronot tersebut mungkin terkait dengan dampak jangka panjang dari tinggal di luar angkasa.
Menurut sumber yang dekat dengan misi tersebut, astronot yang dimaksud mengalami gejala seperti kelelahan ekstrem, kebingungan mental, dan masalah penglihatan yang tiba-tiba. NASA, dalam pernyataannya, mengonfirmasi bahwa astronot tersebut mengalami penurunan kesehatan setelah kembali dari misi, namun mereka menyebutkan bahwa kondisi itu masih dalam tahap evaluasi medis. Meski begitu, pihak NASA cenderung menyembunyikan detail lebih lanjut dan menegaskan bahwa tidak ada ancaman besar terhadap kesehatan astronot atau misi antariksa pada umumnya.
Para ilmuwan dan pakar medis yang terlibat dalam penelitian efek tinggal di luar angkasa berpendapat bahwa kondisi ini mungkin berhubungan dengan perubahan fisiologis yang terjadi pada tubuh manusia selama berada di ruang mikrogravitasi. Penurunan kepadatan tulang, gangguan sirkulasi darah, dan pengaruh radiasi luar angkasa adalah beberapa masalah yang telah diketahui dapat mempengaruhi kesehatan astronot setelah misi panjang. Meskipun NASA telah melakukan berbagai penelitian untuk memitigasi efek-efek tersebut, kejadian ini menimbulkan kekhawatiran tentang risiko yang lebih besar bagi astronot di misi masa depan.
Insiden ini menambah keraguan tentang keselamatan dan kesehatan astronot dalam misi antariksa jangka panjang, terutama dengan rencana perjalanan ke Mars yang semakin dekat. Para ahli mengingatkan bahwa efek jangka panjang dari penerbangan luar angkasa belum sepenuhnya dipahami, dan kondisi fisik manusia di luar angkasa masih menjadi subjek penelitian intensif. NASA, meskipun telah melakukan upaya mitigasi, masih harus menghadapi tantangan besar dalam memastikan bahwa astronot tetap aman, sehat, dan dapat bertahan dalam kondisi ekstrem yang ada di luar angkasa.