NASA: Bumi Harus Siaga 1, Kondisi Alam Semesta Mengkhawatirkan
Asteroid yang dapat menghancurkan sebuah kota dalam hitungan detik kini menjadi perhatian utama ilmuwan. Dikenal dengan nama Asteroid 2024 YR4, objek ini diprediksi dapat menabrak Bumi dalam waktu kurang dari sepuluh tahun mendatang. Para peneliti mengungkapkan bahwa kondisi alam semesta yang terus berubah kemungkinan besar menyebabkan peningkatan risiko tabrakan ini.
Ditemukan oleh Sistem Peringatan Terakhir Dampak Terestrial Asteroid NASA, asteroid ini kini berada di urutan teratas dalam Tabel Risiko Sentry NASA dan Daftar Risiko Dampak NEO (Near-Earth Object) yang dikelola oleh Badan Antariksa Eropa. Asteroid 2024 YR4 diperkirakan memiliki diameter sekitar 90 meter, atau sekitar 300 kaki, dan saat ini berada pada jarak sekitar 27 juta mil dari Bumi. Meskipun demikian, jika asteroid ini benar-benar menabrak, dampaknya bisa sangat besar, bahkan cukup untuk menghapus sebuah kota dari peta.
Ukuran asteroid ini kira-kira setara dengan asteroid Tunguska yang menghantam wilayah terpencil Siberia pada tahun 1908. Peristiwa tersebut dikenal sebagai tabrakan asteroid terbesar dalam sejarah yang tercatat, meskipun peristiwa serupa jauh lebih besar terjadi di masa prasejarah. Berdasarkan perhitungan Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS), kemungkinan tabrakan terjadi pada tahun 2032 mencapai sekitar 2,3 persen, atau satu banding 43. Dengan status peringkat tiga pada Skala Bahaya Dampak Torino, asteroid ini termasuk dalam kategori objek dengan potensi bahaya, meskipun angka tersebut masih tergolong rendah.
Namun, para ilmuwan menegaskan bahwa meskipun ada peningkatan peluang, penduduk Bumi tidak perlu panik. “Kami memiliki banyak waktu untuk mengumpulkan data lebih lanjut dan memperbarui status asteroid ini,” kata Molly Wasser, peneliti NASA. “Terkadang, objek yang semula terlihat berisiko tinggi, bisa saja turun peringkat seiring dengan masuknya lebih banyak data baru.”
David Rankin, insinyur dari Catalina Sky Survey, menyatakan bahwa potensi dampak asteroid ini masih sangat kecil. “Kemungkinan dampak tetap rendah, dan skenario yang paling mungkin adalah asteroid ini akan melewati Bumi tanpa menabrak,” ujarnya dalam wawancara dengan Space.com. Menurutnya, koridor risiko tempat asteroid itu bisa menghantam Bumi melintasi Amerika Selatan, Atlantik, dan menuju Afrika sub-Sahara.
Selain itu, asteroid ini juga menarik perhatian dunia ilmiah lainnya karena temuan unsur-unsur pembentuk kehidupan dalam sampel yang dikumpulkan dari objek serupa, menambah minat penelitian luar angkasa. Sementara itu, misteri mengenai badai debu besar di Mars juga diyakini dapat segera terpecahkan, menambah daftar penemuan menarik dalam penelitian astrofisika.
Dengan segala perhitungan dan perhatian yang diberikan, meskipun peluang tabrakan asteroid ini terhitung rendah, itu tetap mengingatkan kita akan pentingnya memantau objek dekat Bumi. Sambil terus mengumpulkan data, kita berharap bencana besar seperti yang diprediksi dapat terhindarkan.