https://katsstuff.com

Luar Angkasa Sebagai Laboratorium Besar untuk Meneliti Penuaan: Temuan Studi Terbaru

Sejak para astronaut pertama kali menghabiskan waktu di luar angkasa, ilmuwan menyadari bahwa kondisi di sana mempengaruhi tubuh manusia dengan cara yang unik. Massa otot dan tulang menurun, lapisan kromosom memendek, dan bahkan muncul gejala penuaan yang lebih cepat.

Mengapa tubuh manusia mengalami penurunan lebih cepat di luar angkasa masih menjadi misteri. Oleh sebab itu, para peneliti semakin tertarik untuk memanfaatkan luar angkasa sebagai laboratorium besar guna menjawab pertanyaan ini. Harapannya, hasil penelitian ini tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan astronaut, tetapi juga bisa membantu mengatasi penyakit yang berkaitan dengan penuaan di Bumi.

Mengirim Sampel Otot ke Stasiun Luar Angkasa

Dalam studi terbaru, ilmuwan dari Stanford Medicine mengirim sampel otot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), sekitar 402 km di atas Bumi. Penelitian ini dipimpin oleh Ngan Huang, seorang profesor madya di bidang bedah kardiotoraks. Tujuannya adalah untuk menguji apakah gravitasi rendah di luar angkasa mempengaruhi kemampuan regenerasi otot rangka manusia.

Sampel otot ini diuji dalam kondisi gravitasi mikro selama tujuh hari di ISS sebelum akhirnya kembali ke Bumi. Hasilnya menunjukkan bahwa otot yang terpapar gravitasi mikro mengalami perubahan genetik yang mirip dengan kondisi sarcopenia—penyusutan otot yang biasanya terjadi pada orang lanjut usia.

Peneliti menemukan bahwa otot-otot yang terkena gravitasi mikro menjadi lebih pendek dan tipis, serta mengalami gangguan regenerasi. Kondisi ini serupa dengan yang dialami oleh individu berusia lanjut dengan sarcopenia, yang berdampak pada sekitar 10% orang di atas usia 60 tahun.

Dampak Cepat pada Otot

Profesor Huang menyatakan bahwa perubahan pada otot terjadi lebih cepat dari yang diharapkan. Beberapa sampel yang diberikan obat untuk meningkatkan regenerasi tidak menunjukkan banyak perbaikan. Ini menunjukkan bahwa gravitasi mikro di luar angkasa dapat mempercepat degenerasi otot, meskipun astronaut berolahraga secara rutin.

Selain itu, Huang berharap penelitian ini dapat menemukan cara baru untuk meningkatkan regenerasi otot, yang berpotensi membantu menyembuhkan cedera otot traumatis pada veteran militer atau pasien dengan kerusakan otot parah.

Tantangan dalam Meneliti Penuaan di Luar Angkasa

Meski penelitian ini menunjukkan potensi luar angkasa sebagai laboratorium besar untuk mempelajari penuaan, Joseph Wu, Direktur Stanford Cardiovascular Institute, mengakui bahwa melakukan penelitian klinis di luar angkasa memiliki tantangan logistik yang besar. Salah satu kendalanya adalah sulitnya membawa peralatan dan sampel yang cukup untuk studi jangka panjang.

Namun, Wu optimis bahwa luar angkasa tetap menyediakan peluang unik untuk mempelajari proses penuaan dalam jangka waktu yang lebih singkat. Misalnya, ia telah mengirimkan sampel otot jantung ke ISS pada beberapa kesempatan untuk memahami bagaimana gravitasi mikro mempengaruhi kesehatan jantung.

Bahaya Lain dari Luar Angkasa

Walaupun gravitasi mikro menjadi faktor utama dalam perubahan fisiologis manusia, Wu juga mengingatkan adanya bahaya lain seperti radiasi kosmik yang dapat merusak jaringan manusia. Karena itulah, penelitian lanjutan sangat penting.

Kedua peneliti berharap dapat melakukan lebih banyak eksperimen di masa depan menggunakan teknologi yang mensimulasikan gravitasi mikro di Bumi, untuk mempelajari lebih dalam efeknya pada tubuh manusia.

Di masa depan, penelitian semacam ini mungkin akan membawa kita lebih dekat pada penemuan cara untuk memperlambat proses penuaan, mengobati penyakit seperti kanker, dan bahkan memungkinkan manusia melakukan perjalanan antarplanet tanpa mengalami kerusakan tubuh yang signifikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *