https://katsstuff.com

Konten Palsu dari AI Mengancam Dunia Ilmiah: Ilmuwan Bongkar Fakta Mengejutkan

Jakarta – Kecanggihan kecerdasan buatan (AI) kini telah membawa tantangan baru, yaitu kesulitan membedakan antara fakta dan fiksi. Kondisi ini mulai merambah dunia ilmiah dan menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan ilmuwan.

Salah satu teknologi AI yang semakin mengkhawatirkan adalah deepfake. Teknologi ini mampu menciptakan gambar, video, dan audio palsu yang tampak sangat realistis. Akibatnya, banyak orang yang tertipu oleh deepfake, yang berdampak langsung pada kehidupan mereka, termasuk di sektor pendidikan dan ilmiah.

Dampak Deepfake pada Masyarakat

Menurut sebuah jurnal yang dipublikasikan di Research Square pada Agustus 2023, antara 33% hingga 55% warga Amerika Serikat mengaku kesulitan membedakan konten yang telah dimanipulasi dengan fakta yang sebenarnya. Di antara mereka termasuk siswa, tenaga pengajar, hingga masyarakat umum. Fenomena ini menunjukkan betapa luasnya pengaruh konten palsu dalam kehidupan sehari-hari.

Ribuan Makalah Ilmiah Palsu Terungkap

Profesor Sibel Erduran, seorang pakar Pendidikan Sains dan Direktur Penelitian di Oxford University, menyatakan kekhawatirannya tentang dampak konten palsu pada penelitian ilmiah.

Erduran memperingatkan bahwa media deepfake dapat merusak integritas penelitian, yang menjadi landasan bagi pengembangan teknologi baru dan inovasi lainnya.

“Sains sangat bergantung pada kepercayaan—mulai dari data, metode, hingga hasil penelitian. Namun, kepercayaan ini semakin sering disalahgunakan, bahkan sebelum adanya pengaruh deepfake,” jelas Erduran, dikutip dari Science.org (9/9/2024).

Menurut para peneliti, sejumlah besar jurnal ilmiah telah menerbitkan makalah yang ternyata palsu. Pada tahun 2023 saja, lebih dari 10.000 makalah ilmiah ditarik dari publikasi karena terbukti mengandung konten palsu.

Contohnya, manipulasi gambar atau video yang menyebarkan temuan ilmiah palsu atau bahkan memalsukan pernyataan ilmuwan terkemuka, membuat mereka seolah-olah mengatakan hal-hal yang salah atau menyesatkan.

“Ini sangat berbahaya, terutama jika media yang dimanipulasi tersebut berkaitan dengan isu-isu penting seperti kesehatan masyarakat atau perubahan iklim,” tambah Erduran.

Dengan meningkatnya kemampuan teknologi deepfake dan penyebaran konten palsu, dunia ilmiah menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan kepercayaan dan kredibilitas di mata publik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *