https://katsstuff.com

Icarus, Bintang Paling Jauh: Temuan Astronomi yang Mengubah Pandangan Kita

Salah satu penemuan paling menarik dalam dunia astronomi baru-baru ini adalah bintang yang dinamakan Icarus. Secara resmi dikenal sebagai MACS J1149+2223 Lensed Star 1 (LS1), bintang ini memegang rekor sebagai bintang paling jauh yang pernah terdeteksi oleh umat manusia. Terletak sekitar 9 miliar tahun cahaya dari Bumi, Icarus memberikan gambaran langka tentang keadaan alam semesta pada periode awal, bahkan saat alam semesta masih berusia sekitar 4,4 miliar tahun.

Penemuan Icarus bukanlah hal yang mudah. Bintang ini hanya bisa terlihat berkat fenomena alam yang dikenal sebagai lensa gravitasi. Lensa gravitasi terjadi ketika tarikan gravitasi objek besar, seperti gugus galaksi, membengkokkan cahaya dari objek yang lebih jauh, memfokuskan cahaya dan memperbesar objek tersebut. Proses ini berfungsi layaknya kaca pembesar kosmik yang memungkinkan astronom melihat bintang atau galaksi yang terlalu redup untuk terlihat dengan teleskop biasa. Tanpa fenomena lensa gravitasi ini, bahkan teleskop canggih seperti Hubble pun tidak akan bisa mendeteksi Icarus.

Icarus ditemukan pada tahun 2018 oleh tim astronom dari University of California, Berkeley, yang dipimpin oleh Patrick Kelly. Mereka menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble untuk mengamati gugus galaksi besar bernama MACS J1149+2223, yang bertindak sebagai lensa gravitasi raksasa yang memperbesar cahaya dari bintang ini. Tanpa bantuan lensa gravitasi, bintang ini tidak akan tampak cukup terang untuk diamati.

Bintang Icarus diketahui merupakan jenis bintang biru supergiant, yang jauh lebih besar dan panas dibandingkan dengan Matahari. Bintang biru supergiant ini memiliki massa yang bisa mencapai puluhan kali lebih besar dari Matahari dan bersinar ribuan kali lebih terang. Namun, umur bintang seperti Icarus jauh lebih pendek, hanya beberapa juta tahun sebelum akhirnya mengalami keruntuhan.

Fenomena lensa gravitasi yang memperbesar cahaya Icarus bergantung pada konfigurasi posisi gugus galaksi dan bintang itu sendiri. Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa bintang ini mungkin kembali menjadi terlalu redup untuk diamati seiring waktu, karena perubahan kecil dalam distribusi massa gugus galaksi atau pergeseran posisi bintang. Ini menjadikan Icarus sebagai objek langka yang hanya dapat terlihat dalam jangka waktu tertentu.

Nama Icarus diambil dari mitologi Yunani, yang merujuk pada seorang tokoh yang terbang terlalu dekat dengan Matahari, menyebabkan sayap lilinnya meleleh dan ia jatuh ke laut. Nama ini dipilih karena posisi Icarus yang jauh di langit, terlihat tinggi berkat efek lensa gravitasi, mirip dengan kisah Icarus yang terbang tinggi.

Melalui penelitian lebih lanjut terhadap Icarus dan bintang-bintang serupa, para ilmuwan berharap dapat memahami lebih dalam tentang fisika ekstrem yang terjadi di alam semesta, serta memberikan wawasan berharga mengenai proses-proses yang membentuk galaksi dan bintang di masa lalu. Bintang seperti Icarus bukan hanya memperlihatkan keajaiban alam semesta, tetapi juga memberi kita pandangan sekilas ke dalam sejarah kosmik yang jauh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *