https://katsstuff.com

Guru Besar UI Soroti Peran Sosiologi di Era Kemajuan Teknologi Nanopartikel

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, termasuk teknologi nanopartikel, ilmu sosiologi semakin menemukan relevansinya dalam mengkaji dampak sosial dari inovasi tersebut. Guru Besar Tetap Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Ricardi S. Adnan, menekankan bahwa ilmu sosiologi memiliki peran penting dalam memberikan pemahaman dan analisis terkait dampak teknologi ini terhadap masyarakat.

Nanopartikel adalah partikel yang sangat kecil, berkisar antara 1 hingga 100 nanometer, yang memiliki sifat unik dan potensi luar biasa. Teknologi ini digunakan dalam berbagai bidang, terutama medis dan sains, seperti penghantaran obat yang lebih efisien, pengembangan transistor mikro, hingga pemanfaatan sel surya untuk meningkatkan konversi energi matahari. Namun, di balik manfaatnya, Prof. Ricardi menyatakan bahwa teknologi ini juga membawa tantangan besar dalam konteks sosial.

“Sosiologi memiliki kesempatan untuk memberikan perspektif kritis terkait perkembangan nanopartikel teknologi, terutama untuk memastikan bahwa teknologi ini memberikan manfaat yang adil dan tidak memperburuk ketimpangan sosial,” ujar Prof. Ricardi dalam keterangannya, Minggu (22/12/2024).

Salah satu dampak yang muncul dari perkembangan nanoteknologi adalah ketidaksetaraan sosial yang mungkin timbul akibat akses yang tidak merata terhadap teknologi ini. Menurut Prof. Ricardi, kelompok sosial tertentu yang memiliki akses lebih besar terhadap teknologi canggih, seperti kelas atas, bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak, sementara kelompok lain tertinggal. Hal ini berpotensi memperburuk kesenjangan sosial yang ada.

Di sisi lain, Prof. Ricardi juga menggarisbawahi bahwa teknologi nanopartikel dapat mengubah struktur sosial secara signifikan. Sebagai contoh, dalam sektor kesehatan, pengobatan yang lebih personal dan efektif mungkin hanya dapat diakses oleh mereka yang memiliki akses terhadap teknologi tersebut. Oleh karena itu, peran sosiologi dalam menganalisis perubahan kelas sosial dan distribusi kekayaan menjadi sangat krusial.

Selain itu, Prof. Ricardi juga menyoroti pentingnya etika dalam penerapan nanoteknologi. “Edukasi dan dialog terbuka tentang nanoteknologi sangat diperlukan untuk mengurangi kekhawatiran masyarakat tentang akses yang terbatas terhadap teknologi canggih. Pemerintah juga harus memastikan kebijakan yang mengatur penggunaan teknologi ini dapat diakses secara merata oleh semua lapisan masyarakat,” lanjutnya.

Prof. Ricardi mengusulkan agar kolaborasi antar lembaga dan negara-negara berkembang dapat dilakukan untuk menjamin distribusi teknologi nano yang lebih adil. Dengan pendekatan yang inklusif dan berbasis etika, diharapkan teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk kebaikan bersama, tanpa memperburuk ketidaksetaraan yang sudah ada.

Pentingnya ilmu sosiologi dalam memantau dan memberikan solusi terhadap dampak sosial dari teknologi canggih ini semakin tidak terbantahkan. Dengan kesadaran yang lebih tinggi, diharapkan nanoteknologi dapat diterapkan dengan lebih bertanggung jawab, memberikan manfaat luas bagi umat manusia, tanpa memperburuk jurang pemisah sosial yang ada.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *