Fenomena Langit 2025: 12 Bulan Purnama, Supermoon, dan Gerhana yang Menakjubkan
Tahun 2025 akan menjadi tahun yang sangat menarik bagi para penggemar astronomi, dengan berbagai fenomena langit yang patut disaksikan. Tahun ini, Anda akan berkesempatan untuk menyaksikan 12 bulan purnama (full moon), yang mencakup tiga supermoon dan dua gerhana bulan total yang langka.
Meskipun para pengamat bulan berpengalaman mengetahui bahwa malam bulan purnama bukanlah waktu terbaik untuk mengamati permukaan bulan secara detail, bulan purnama yang muncul sebagai bola terang pada senja hari tetap menawarkan pemandangan langit yang sangat memukau. Setiap bulan purnama yang terjadi selama 2025 juga akan memiliki nama-nama khusus, yang mencerminkan tradisi pertanian di masa lalu.
Tidak hanya bulan purnama yang menarik perhatian, tetapi juga momen-momen langka lainnya seperti supermoon, yaitu saat bulan berada di titik terdekat dengan Bumi, atau perigee, yang bertepatan dengan fase purnama. Selain itu, ada dua gerhana bulan total yang akan mengubah wajah bulan menjadi warna oranye kemerahan, sebuah fenomena yang pasti akan memukau para pengamat langit.
Pada bulan September 2025, perhatian dunia akan tertuju pada bulan karena NASA menargetkan peluncuran misi Artemis II, yang akan mengirimkan empat astronot dalam misi 10 hari untuk mengorbit dan menjelajahi bulan. Misi Artemis III yang direncanakan pada September 2026 akan membawa dua astronot ke permukaan bulan, melanjutkan perjalanan manusia di luar angkasa setelah lebih dari 50 tahun.
Berikut adalah jadwal bulan purnama (full moon) yang dapat Anda saksikan sepanjang tahun 2025, beserta nama-nama yang umum digunakan di Amerika Utara:
- Senin, 13 Januari: Bulan Serigala (22:26 UTC/5:26 p.m. EST)
- Rabu, 12 Februari: Bulan Salju (13:52 UTC/8:52 a.m. EST)
- Jumat, 14 Maret: Bulan Cacing (6:54 UTC/2:54 a.m. EDT) — juga bertepatan dengan gerhana bulan total
- Sabtu, 12 April: Bulan Merah Muda (0:22 UTC/8:22 p.m. EDT)
- Senin, 12 Mei: Bulan Bunga (16:56 UTC/12:56 p.m. EDT)
- Rabu, 11 Juni: Bulan Stroberi (7:45 UTC/3:45 a.m. EDT)
- Kamis, 10 Juli: Bulan Rusa (20:39 UTC/4:39 p.m. EDT)
- Sabtu, 9 Agustus: Bulan Sturgeon (7:58 UTC/3:58 a.m. EDT)
- Minggu, 7 September: Bulan Jagung (18:12 UTC/2:12 p.m. EDT) — juga bertepatan dengan gerhana bulan total
- Senin, 6 Oktober: Bulan Panen (3:50 UTC/11:50 p.m. EDT) — juga merupakan supermoon
- Rabu, 5 November: Bulan Beaver (13:21 UTC/8:21 a.m. EST) — juga merupakan supermoon
- Kamis, 4 Desember: Bulan Dingin (23:15 UTC/6:15 p.m. EST) — juga merupakan supermoon
Selain bulan purnama, dua gerhana bulan total yang akan terjadi pada tahun 2025 juga merupakan peristiwa langka yang sangat dinantikan. Gerhana pertama akan terjadi pada tanggal 13 hingga 14 Maret, di mana bulan akan terlihat berubah menjadi oranye kemerahan selama 65 menit, mulai pukul 2:26 hingga 3:31 dini hari. Gerhana ini akan terlihat dengan jelas di Amerika Utara dan Selatan.
Gerhana bulan total kedua akan berlangsung pada 7 hingga 8 September. Pada saat itu, Harvest Moon akan memasuki bayangan umbra Bumi dan berubah menjadi warna oranye kemerahan selama 82 menit, mulai pukul 1:30 hingga 2:52 dini hari. Fenomena ini akan terlihat paling jelas di Asia dan Australia.
Selain itu, dua gerhana matahari sebagian juga akan terjadi pada tahun 2025, yaitu pada 29 Maret dan 21 September, yang memungkinkan Anda untuk menyaksikan fenomena alam langka lainnya.
Dengan siklus bulan yang berlangsung selama 29,5 hari, kita dapat menikmati berbagai fase bulan mulai dari bulan baru, sabit yang membesar, kuartal pertama, hingga puncaknya pada bulan purnama yang terang benderang. Setelah bulan purnama, fase bulan akan memudar hingga kembali ke bulan baru, memulai siklus baru yang menarik untuk disaksikan.
Tahun 2025 akan menjadi tahun yang luar biasa bagi para pengamat langit dan astronomi. Jadi, pastikan Anda tidak melewatkan kesempatan untuk melihat berbagai fenomena langit yang menakjubkan!