Bulan Terkena Tabrakan 100 Batu Luar Angkasa Setiap Hari, Ledakannya Mengagumkan

Bulan, satelit alami Bumi, mengalami tabrakan dengan sekitar 100 batu luar angkasa setiap harinya. Menurut laporan terbaru dari NASA yang dirilis pada tanggal 26 Desember 2024, fenomena ini terjadi karena Bulan tidak memiliki atmosfer yang dapat melindunginya dari benda-benda luar angkasa. Tanpa perlindungan atmosfer, Bulan menjadi sasaran empuk bagi meteoroid dan asteroid yang melintas.

Setiap hari, diperkirakan sekitar 1.100 ton batuan luar angkasa menghantam permukaan Bulan. Dari jumlah tersebut, meteoroid seukuran bola pingpong menjadi penyumbang utama dengan energi ledakan setara dinamit seberat 7 pon (3,2 kg). Meskipun ukurannya kecil, dampak dari meteoroid ini dapat menciptakan kawah-kawah baru di permukaan Bulan, menunjukkan bahwa meskipun tidak terlihat dari Bumi, aktivitas di Bulan sangat dinamis.

Meteoroid yang lebih besar, seperti yang berdiameter 2,5 meter, juga kadang-kadang menghantam Bulan dengan kecepatan sangat tinggi, antara 20 hingga 72 kilometer per detik. Kecepatan ini menghasilkan kilatan cahaya yang dapat terlihat dari Bumi saat terjadi tabrakan. NASA menggunakan berbagai teknologi untuk mempelajari dampak dari tumbukan ini dan bagaimana kawah terbentuk akibatnya.

Untuk memahami lebih dalam tentang dampak meteoroid di Bulan, NASA menggunakan pesawat ruang angkasa Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO). Alat ini mengamati kawah-kawah yang terbentuk akibat tumbukan dan memberikan data penting tentang bagaimana permukaan Bulan berubah seiring waktu. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa meteoroid kecil dengan berat sekitar 5 kilogram dapat menciptakan kawah dengan diameter hingga 9 meter.

Bulan memiliki lebih dari 9.000 kawah di permukaannya, hasil dari tabrakan berulang selama miliaran tahun. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa distribusi kawah tidak merata; sisi jauh Bulan memiliki lebih banyak kawah dibandingkan sisi dekatnya. Hal ini disebabkan oleh aktivitas vulkanik yang menutupi beberapa kawah di sisi dekat dengan lava padat yang dikenal sebagai mare.

Dengan pemahaman baru tentang aktivitas tabrakan di Bulan, para ilmuwan berharap dapat lebih memahami sejarah geologi satelit alami kita dan bagaimana hal ini berdampak pada lingkungan luar angkasa secara keseluruhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *