Para ilmuwan tengah mengawasi pergerakan asteroid bernama YR4, yang disebut-sebut sebagai “penghancur kota.” Benda langit ini diperkirakan memiliki peluang lebih dari 2 persen untuk menabrak Bumi pada tahun 2032. Jika skenario terburuk terjadi, dampaknya bisa sangat dahsyat, dengan ledakan berkekuatan lebih dari 500 kali lipat dibandingkan bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima pada akhir Perang Dunia II.

Asteroid YR4 diperkirakan melepaskan energi sebesar delapan megaton saat bertabrakan dengan Bumi. Sebagai perbandingan, bom atom Hiroshima hanya memiliki daya ledak sekitar 15 kiloton atau 0,015 megaton. Dengan ukuran yang sebanding dengan Menara Pisa di Italia, batu luar angkasa ini berpotensi memicu kehancuran skala besar jika memasuki atmosfer dan menghantam permukaan planet.

Mirip Peristiwa Tunguska, Ledakan Dahsyat di Siberia

Para pakar khawatir bahwa jika YR4 benar-benar jatuh ke Bumi, dampaknya bisa menyerupai peristiwa Tunguska pada tahun 1908. Saat itu, sebuah asteroid dengan ukuran serupa meledak di atas wilayah Siberia, menghasilkan daya ledak setara 50 juta ton TNT. Peristiwa ini menyebabkan sekitar 80 juta pohon tumbang dalam radius lebih dari 2.149 kilometer persegi, serta menewaskan tiga orang akibat gelombang kejutnya yang luar biasa.

Manajer Operasi Studi Luar Angkasa dari Universitas Arizona, Dr. David Rankin, mengungkapkan bahwa risiko tabrakan asteroid semacam ini memang kecil, tetapi tidak bisa diabaikan begitu saja. “Kemungkinan YR4 menabrak Bumi memang lebih dari 2 persen, tetapi dampaknya sangat besar jika benar-benar terjadi,” ujarnya dalam laporan yang dikutip dari Daily Mail.

Simulasi Asteroid YR4 Jatuh di Kota New York

Untuk menggambarkan potensi kehancuran yang bisa ditimbulkan asteroid YR4, seorang animator 3D bernama Alvaro Gracia Montoya membuat ilustrasi simulasi tabrakan asteroid ini di kota New York. Dalam video tersebut, YR4 terlihat terbakar saat memasuki atmosfer sebelum menghantam pusat kota dengan kekuatan dahsyat.

Simulasi ini semakin menegaskan pentingnya penelitian dan pengawasan terhadap objek-objek luar angkasa yang berpotensi mengancam Bumi. Para ilmuwan terus memantau pergerakan asteroid ini serta mencari cara untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. Jika prediksi ini akurat, maka dunia harus bersiap menghadapi fenomena langit yang jarang terjadi namun memiliki konsekuensi luar biasa.