Ambisi AS Menambang di Bulan: Mineral Langka yang Diburu
NEW YORK – Dalam dunia pertambangan, kegiatan ekstraksi umumnya dilakukan di dalam perut Bumi. Namun, sebuah perusahaan rintisan bernama Interlune sedang merancang langkah besar dengan mempersiapkan tambang Helium-3 pertama di Bulan, yang diproyeksikan menjadi salah satu investasi luar angkasa paling menjanjikan di masa depan.
Interlune memiliki visi untuk menjadi perusahaan swasta pertama yang berhasil menambang dan mendistribusikan sumber daya alam dari Bulan ke Bumi. Fokus utama mereka adalah Helium-3, sebuah isotop langka dari helium yang dihasilkan melalui proses fusi matahari dan ditemukan dalam jumlah besar di permukaan Bulan. Salah satu pendiri Interlune, Rob Meyerson—yang juga merupakan mantan presiden Blue Origin—mengungkapkan bahwa mereka berencana untuk mengintegrasikan proyek ini dengan misi komersial ke Bulan yang didukung oleh NASA. Targetnya adalah mendirikan pabrik percontohan di Bulan pada tahun 2028 dan memulai operasional penuh pada tahun 2030.
Baru-baru ini, Interlune berhasil mendapatkan pendanaan sebesar 18 juta dolar AS dari Seven Seven Six, sebuah perusahaan investasi yang didirikan oleh Alexis Ohanian, salah satu pendiri Reddit. Helium-3, yang menjadi fokus utama mereka, memiliki potensi besar sebagai sumber energi masa depan. Isotop ini dapat dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi, seperti komputasi kuantum, teknologi pencitraan medis, hingga bahan bakar untuk reaktor fusi.
Helium-3 terbentuk di permukaan Bulan akibat paparan angin matahari, lalu terperangkap dalam lapisan regolit yang terdiri dari bebatuan dan debu. Berbeda dengan Bumi, keberadaan magnetosfer membuat Helium-3 sulit ditemukan di planet ini. Interlune berencana menambang regolit dalam jumlah besar, memprosesnya, dan mengekstraksi Helium-3 untuk kemudian dikirim ke Bumi. Sebagai langkah awal, perusahaan ini juga akan melaksanakan misi pendaratan robotik guna menganalisis kadar Helium-3 di lokasi-lokasi strategis di Bulan.
“Penggalian sumber daya dari Bulan kini untuk pertama kalinya menjadi sesuatu yang dapat direalisasikan, baik dari segi teknologi maupun ekonomi,” kata Meyerson. Tim pendiri Interlune terdiri dari sejumlah pakar terkemuka, seperti Gary Lai, mantan Kepala Arsitek Blue Origin; Harrison H. Schmitt, astronot dari misi Apollo 17; Indra Hornsby, mantan eksekutif Rocket Lab; serta James Antifaev, yang pernah berkontribusi pada proyek balon udara tinggi Alphabet, Loon.
Dengan inovasi ini, Interlune membawa harapan baru bagi masa depan pertambangan luar angkasa dan pemanfaatan Helium-3 sebagai sumber daya berharga bagi Bumi. Jika berhasil, mereka akan menjadi pelopor dalam revolusi industri luar angkasa, membuka peluang baru untuk eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya di luar planet kita.