AI Semakin Dominan: Apakah Manusia Siap Menghadapinya?
Salah satu dari sembilan tren perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang tengah populer adalah Agentic AI. Konsep ini dijelaskan secara sistematis dalam laporan Pragmatic Coders tahun 2024, yang berjudul “9 REAL AI Trends to Watch in 2025”. Pragmatic Coders sendiri merupakan perusahaan pengembang perangkat lunak yang berbasis di Krakow, Polandia, yang kerap mengulas perkembangan teknologi masa depan.
Dalam laporan tersebut, berbagai jenis AI yang diprediksi akan mendominasi dalam beberapa bulan ke depan disebutkan, di antaranya Computer Vision, Composite AI, Edge AI, Multimodal AI, Fake Reality (Era Gen AI Illusions), Creativity Reimagined (AI & Creator Economy), Dataveillance (The Hidden Data Trail), Robocoworkers (AI in the Workplace), serta Agentic AI atau yang juga dikenal sebagai (Swarm of) AI Agents.
Jika ditelaah lebih lanjut, tren-tren ini serupa dengan narasi film fiksi ilmiah. Meskipun beberapa di antaranya mungkin masih memerlukan waktu puluhan tahun atau bahkan lebih lama untuk terealisasi, perkembangan ke arah tersebut sudah mulai terlihat dalam waktu dekat.
Robocoworkers: AI yang Berkolaborasi dengan Manusia
Salah satu contoh nyata dari tren ini adalah Robocoworkers. AI jenis ini bukan sekadar sistem otomatisasi, tetapi juga mampu bekerja berdampingan dengan manusia untuk menyelesaikan tugas-tugas rutin. Tidak seperti robot industri konvensional yang memiliki fungsi terbatas, Robocoworkers beroperasi sebagai asisten digital yang dapat menangani berbagai tantangan kompleks, mulai dari pekerjaan administratif hingga layanan pelanggan dan penyusunan solusi kreatif.
Perkembangan AI multifungsi ini didorong oleh kebutuhan akan efisiensi kerja yang lebih tinggi serta berkurangnya ketergantungan pada tenaga manusia. Selain itu, AI semakin banyak digunakan untuk menggantikan pekerjaan yang dianggap monoton oleh manusia. Dengan kemampuan yang terus berkembang, AI menjadi semakin canggih dan dapat diandalkan untuk berbagai tugas yang sebelumnya memerlukan campur tangan manusia.
Agentic AI: AI yang Bertindak Mandiri
Agentic AI adalah sistem kecerdasan buatan yang mampu bekerja secara mandiri dengan intervensi manusia yang minimal. Perusahaan yang mengadopsi teknologi ini seolah memiliki tim virtual dengan berbagai keahlian. Berbeda dari AI tradisional yang hanya memberikan rekomendasi, Agentic AI juga mampu mengeksekusi solusi yang telah dirancangnya. AI ini dapat menganalisis situasi, menentukan tindakan yang tepat, dan melaksanakannya tanpa perlu perintah eksplisit dari manusia.
Dampak dari perkembangan ini terhadap tenaga kerja manusia cukup signifikan. Menurut Bernard Marr dalam tulisannya “The Third Wave of AI Is Here: Why Agentic AI Will Transform the Way We Work” (2024), perkembangan AI dapat dibagi menjadi tiga gelombang besar.
- Gelombang pertama dan kedua: AI berfungsi seperti konsultan manajemen yang dapat membantu perusahaan dalam menyusun strategi dan solusi bisnis. AI dalam kategori ini dikenal sebagai Generative AI atau Assistant AI, yang lebih berfokus pada analisis data dan penyediaan rekomendasi.
- Gelombang ketiga: Agentic AI tidak hanya menyusun solusi tetapi juga melaksanakan tindakan secara mandiri, menghilangkan keterlibatan manusia dalam banyak aspek pekerjaan.
Dengan adanya AI yang mampu beroperasi secara otonom, perusahaan tidak lagi membutuhkan tim besar untuk melakukan analisis dan perencanaan strategis. Bahkan, peran konsultan manajemen pun bisa tergantikan oleh AI yang lebih cepat dan efisien dalam mengambil keputusan.
Agentic AI dalam Dunia Nyata
Salah satu contoh nyata penggunaan Agentic AI adalah dalam industri transportasi tanpa pengemudi, seperti yang diterapkan oleh Tesla. Teknologi ini juga diadopsi dalam bidang logistik oleh Amazon, serta di sektor kesehatan untuk diagnosis dan penanganan medis otomatis.
Yuval Noah Harari dalam bukunya “21 Lessons for the 21st Century” (2018) telah memprediksi bahwa di masa depan, AI dapat menjalankan operasi bisnis tanpa campur tangan manusia. Misalnya, dalam sektor pertambangan, AI dapat mengelola rantai pasokan, transaksi keuangan, hingga penjualan hasil tambang, semuanya dilakukan secara otomatis oleh sistem AI tanpa keterlibatan manusia.
Seiring dengan perkembangan ini, tantangan utama yang dihadapi bukan hanya pada aspek teknologi, tetapi juga kesiapan manusia dalam menghadapi perubahan besar di dunia kerja. Edwin Lisowski dalam artikelnya “AI Agents vs Agentic AI: What’s the Difference and Why Does It Matter?” (2024) menegaskan bahwa baik Assistant AI maupun Agentic AI membawa dampak besar bagi peradaban manusia. Jika Assistant AI lebih fokus pada otomatisasi tugas-tugas rutin, maka Agentic AI menawarkan kemampuan yang lebih luas dengan tindakan yang sepenuhnya otonom.
Pada akhirnya, pertanyaan yang muncul bukan lagi tentang apakah teknologi ini akan berkembang, tetapi seberapa siap manusia untuk menghadapi era transformasi ini.