Adopsi AI oleh Acer Indonesia: Meningkatkan Efisiensi Produksi Tanpa Mengurangi Lapangan Pekerjaan
Acer Manufacturing Indonesia (AMI) kini menerapkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam proses produksinya. Meskipun ada kekhawatiran tentang potensi pengurangan tenaga kerja akibat otomatisasi, AMI menegaskan bahwa adopsi AI tidak akan mengurangi jumlah karyawan. Parman Iskak, Senior Director Operasional Acer Indonesia, menyatakan bahwa tujuan utama penggunaan AI adalah untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, bukan menggantikan pekerja manusia.
Pada acara Factory Visit AMI di Kawasan Marunda Center, Bekasi, Parman menjelaskan bahwa kehadiran teknologi canggih ini justru membuka peluang pekerjaan lebih banyak. Meski produksi AMI meningkat pesat setelah ekspansi fasilitas, jumlah tenaga kerja justru mengalami kenaikan signifikan. Kapasitas produksi yang kini mampu mencapai 1,2 juta unit per tahun, meningkat dari 600 ribu unit sebelumnya, berkat penggunaan mesin produksi yang lebih modern dan peningkatan efisiensi dengan teknologi AI.
“Jumlah tenaga kerja kami justru bertambah 30%-40% setelah ekspansi, tanpa adanya pengurangan,” kata Parman. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi baru diadopsi, AMI tetap berkomitmen untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
Salah satu penerapan AI yang paling mencolok adalah dalam proses perakitan produk. Di meja konveyor, pemeriksaan kualitas tidak lagi bergantung sepenuhnya pada pengecekan manual atau penglihatan manusia. Sebagai gantinya, sistem berbasis kamera yang didukung oleh AI secara otomatis memeriksa apakah produk telah dirakit dengan sempurna atau ada bagian yang kurang.Teknologi ini membantu meminimalkan kesalahan manusia dan meningkatkan tingkat akurasi.
Parman menjelaskan bahwa sistem AI Camera Inspection yang baru mempercepat waktu pemeriksaan produk yang sebelumnya memakan waktu antara empat hingga delapan menit, kini hanya lima detik. “Dengan AI, kami mampu meningkatkan kecepatan dan akurasi produksi, yang berkontribusi pada peningkatan efisiensi,” tambah Parman.
AMI terus berkomitmen untuk mengadopsi teknologi terbaru guna tetap kompetitif di pasar global sambil meningkatkan keterampilan karyawan. Penggunaan AI di pabrik AMI fokus pada mendukung karyawan dalam menjalankan tugas mereka, bukan menggantikan mereka. Ini mencerminkan filosofi AMI dalam mengimplementasikan otomatisasi yang lebih mengutamakan kolaborasi antara manusia dan mesin.
Dengan pengembangan fasilitas dan peningkatan tenaga kerja, AMI berharap dapat terus tumbuh dan memperkuat posisi mereka sebagai pemimpin di industri manufaktur Indonesia. Teknologi yang diterapkan AMI diharapkan tidak hanya meningkatkan daya saing perusahaan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dengan menciptakan lapangan kerja baru.
Secara keseluruhan, penerapan AI oleh AMI menunjukkan bahwa inovasi tidak selalu bertentangan dengan keberlanjutan tenaga kerja. Dengan pendekatan yang tepat, teknologi dapat menjadi pendorong bagi kemajuan ekonomi yang lebih inklusif, menciptakan keseimbangan antara efisiensi dan penciptaan lapangan kerja.